Posted by Blogger Name. Category:
Penetrasi Internet di Indonesia Timur Tumbuh Pesat
Sabtu, 18 Januari 2014 - 14:05 wib
Ilustasi. (Foto: Reuters)
JAKARTA – Penetrasi internet di kawasan Timur
Indonesia (KTI) menunjukkan pertumbuhan pesat jika merujuk kepada hasil
survey "Profil Terkini Internet Industri Indonesia" yang dilakukan Badan
Pusat Statisik (BPS) bekerjasama dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet Indonesia (APJII) belum lama ini.Kepala BPS Suryamin mengungkapkan untuk antarprovinsi kalangan industri, provinsi Sulawesi Utara tercatat sebagai provinsi yang sudah 100 persen menggunakan komputer dan internet.
Sedangkan peringkat kedua adalah Kalimantan Barat (94,12 persen), di atas DKI Jakarta sebagai pusat pemerintahan (90,83 persen). Sementara provinsi pengguna komputer dan internet terendah adalah Maluku Utara (40 persen).
Dalam survei tersebut terungkap jika pengguna internet di Indonesia hingga akhir 2013 mencapai 71,19 juta orang atau telah mencapai 28 persen dari total populasi.
Pengungkit
Naiknya penetrasi internet di Indonesia Timur tentu tak bisa dilepaskan dari upaya pemerintah melalui Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sepanjang 2013 yang berhasil memperkuat infrastruktur internet di daerah-daerah guna pemerataan akses informasi ke masyarakat.
Sebelumnya, Menkominfo Tifatul Sembiring mengungkapkan, kementriannya hingga Desember 2013 telah membangun sebanyak 32.208 SSL untuk desa di wilayah non komersial yang dilayani akses telekomunikasi. Angka itu dari 33.184 desa dari total 72.800 desa di Indonesia.
Selain itu juga telah dibangun sebanyak 1.857 Mobile Pusat Layanan Internet Kecamatan (M-PLIK), 5.956 Pembangunan Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) dan 1.222 PLIK di sentra-sentra produktif.
Pemicu lainnya, bisa jadi karena agresifnya Telkom membangun backbone dan last mile di kawasan Timur Indonesia.
Telkom adalah salah satu pemenang tender MPLIK dimana wilayah yang dilayaninya sebagian besar kawasan Indonesia Timur yang minim backbone internet berbasis serat optik. Telkom melayani wilayah yang dimenanginya dengan mengandalkan backbone dari satelit sembari menunggu rampungnya serat optik yang menghubungkan Sulawesi Maluku Papua senilai Rp 1,7 triliun.
Infrastruktur tersebut terdiri atas penggelaran Kabel Laut sepanjang 5.444 km dan Kabel Darat sepanjang 655 km.
Pada 2011, Telkom menyelesaikan pembangunan kabel laut untuk backbone yang dikenal dengan nama Mataram-Kupang Cable System (MKCS) sepanjang 1.041 km dengan investasi sekitar Rp 600 miliar.
Presiden Komunitas Tangan Di Atas (DTA) Muhammad Rosihan pun mengakui, infrastruktur internet yang dimiliki Telkom banyak digunakan oleh masyarakat di daerah-daerah untuk menjalankan usaha dan mendorong perekonomian.
"Perkembangan signifikan bisnis usaha kecil menengah mikro (UMKM) secara online tersebut tidak terlepas dari peran Telkom yang mampu mengakomodasi kebutuhan infrastruktur telekomunikasi di daerah-daerah. Harus diakui infrastruktur Telkom telah menjadi tulang punggung pendorong UMKM di daerah, bahkan daerah remote, sangat membantu perekonomian masyarakat,"katanya.
Diungkapkannya, jika pada dua tahun lalu bisnis online berpusat di ibukota, saat ini sudah berbalik. UMKM di daerah banyak yang sudah teredukasi menjalankan bisnis secara online. "Orientasi UMKM di daerah menciptakan produk di daerah dengan biaya murah untuk kemudian menjualnya lewat internet,"katanya. (gst)
0 komentar:
Posting Komentar